Bunga Beracun
Setiap langkah selalu mengambil peran yang aktif, bicaranya
lantang terdengar begitu indah bentuknyapun beragam seperti sosok manusia
pujaan tapi kenapa indahnya tak di buat seperti di cermin yang menanyangkan
ambisi sebenrnya, seakan baik baik saja,
apa tidak sadar baru sedetik bunga itu berkata yang menjadi racun untuk
dirinya, orang yang melihatnya berpura pura dan tidak memasalahkan hal semacam
itu.
Waktu terus menguji ingin sekali terlihat tinggi oleh
sekitar dan berharap mereka dapat merasakan yang di ingikan, terus menerus
seperti itu, bosen dengarnya bagai pecundang kehilangan senjata, hanya mulut
yang bisa di andalkannya. pertikaian demi perdebatan mereka lewati agar tetap
terlihat seperti bunga yang tampak indah namun sedikit beracun, bahaya? Tidak.
namun jika ini di terus apakah sekitar tidak merasakan racun yang mereka
keluarkan dari begincu yang jelas benar-benar bualan.
Kasihan bunga itu dia ingin sekali terlihat mekar merona
terlihat sempurna, tapi apa daya bunga itu belum merasakan racun yang dia
keluarkan akan berdampak buruk kedepannya. Perih akan terasa saat tubuh
merasakan pesan secara emosional bahwa tindakan jujur harus lah di kedepankan.
Bertemu kesekian kalinya apa masih sama dengan kelakuan yang
dulu, bersikap tenang melewati lawan dengan berpura pura benar memberi pesan
yang teralihkan oleh perkataanya.
Ternyata benar bunga beracun itu merasakan akibat. Jangankan
hewan manusia saja malas melihatnya apa lagi mengajak bicara karna semua sudah
tahu racun itu sudah terpaksa tersebar dan selalu identik dengan bunga yang mereka sering temui.
Seperti biasa racun itu keluar secara alami dari tubuhnya.
Karna itu sudah menjadi kepercayaan yang mendasar sebagai senjata ampuh yang di
miliki agar terlihat kuat dan berdaya.
Apa mungkin suatu
saat sadar dengan caranya sendiri atau disadarkan jika racun itu tidak boleh di
sebarkan, karna itu akan menjadi boomerang yang suatu saat bisa mengorbankan
kepercayaannya yang selama ini termanipulasi oleh ucapan dan prilakunya.
Sekali dua kali racun itu belum terlihat bahkan orang awam
yang baru mengenalnya pasti percaya begitu hebatnya bunga ini meracik ramuan
yang sudah di persiapkan sejak awal pertemuan.
Begitu cerdas sil
silahnya agar lawan yang di ajak bicara
sangat percaya bahkan bunga itu mempunyai cukup bukti sangat terstruktur dan
mendetail, sangking mahirnya apapun bisa di manipulasi sesuai kebijakan yang
telah di persiapkan untuk kebodohan yang tampak elegan.
Bunga itu beracun, bunga itu manusia, racun itu perkataannya
tidak ada yang terlihat indah jika kata-kata di persingkat dan di peralat untuk
di buat agar menjadi sungguhan.
Buat apa di buat-buat agar terlihat mewah kalau nyatanya
tidak seperti yang di lontarkan berdasarkan fakta, memang awalnya terlihat
tinggi dan dapat dipegang seperti bongkahan emas yang bernilai, yang ingin
memberi harapan, tapi apa bagus jika tingginya tidak seperti yang seharusnya.
Merendah karna kejujuran itu berfungsi melegakan perasaan
lebih lihay dan tentram,kecuali ada sesuatu yang ingin tampak seperti raja.
Melihat objek di
sekitar dengan tulus menerima keadaan. Kepercayaan itu modal yang mahal untuk
berkembang kedepannya. mendengarkan kata hati agar lebih bijak ketimbang
melangkah dengan kata katanya yang termanipulasi oleh kehebohan dogma yang
isinya belum tergali hinggga akar.
Ketika kita percaya racun
itu, di saat itulah ia mulai beraksi menjadi benalu yang rumit sehingga suatu
saat dapat dipahami,itu akan menjadi tumpukan pasir yang mudah di gali.
Bohong itu hebatnya sementara.
Jujur itu senjata hati yang paling benar untuk terlihat
selalu bersinar seperti tadi, bongkahaan emas, kecil tapi bernilai jika di
kembangkan dan di tumpuk terus menerus.