hujan tenang dan gelisahpun padam
Sebuah keadaan yang seharusnya terjadi tanpa ada yang sinis berucap untuk bisa mengendalikannya, seribu jejak pasti membekas setelah di tutup oleh lapisan yang penggunaan tidak tau menahu asal dari warna yang telah di sampaikannya, bahkan original pun patut di pertanyakan.
kalau memang alami kenapa tidak seharusnya berani keluar menantang ribuan jejak yang sudah pasti terlihat oleh mata dan hati yang selalu bicara, tetap saja selalu di payungi agar tidak terlihat bahwa ini yang menjadi tameng agar benteng berani keluar melihat situasi dan berjalan sesuai perintah yang terlihat oleh mata, walaupun sudah aman di tempat tujuan tetap saja merasa kejanggalan yang selalu menutupi pori-pori di ujung lintasan.
Pernah liat orang menunggu hujan??? Sekilas sih ngga masalah tapi kenapa matanya jelalatan seakan akan menganggap kenapa ini terjadi di saat jam penting menghampiri.
Bosan juga menunggunya reda apa saya terobos saja tapi nanti apa ada yang setuju dengan alasan yang benar-benar nyata ini. Gelisahpun tak bisa di hindari batre low, perut berontak, siapa yang tau sisi luarnya seperti tenang tenang saja walau sebenarnya benak di hatinya merasakan kebimbangan yang mendalam.
bahkan gelas botol yang berdiri kau anggap salah dan kau tendang tanpa bertanya, ini bukan salah paham cuma kurang saja perhatiannya.
banyak sekali yang masuk ke telinga ketika kita mendugga yang tidak-tidak sehingga kita silaukan dan memberi batas tanpa memberi energi yang tersimpan cukup dalam.
Ini tulisan bukan buat semua orang tapi ingin sekali semua orang berbicara tanpa maksud ada yang menyinggungkan salah satu perannya, biar akrab aja gitu. Hahaha :D
10 Comments:
kunjungan balik gan,, makasih sudah berkunjung nice blog
udah jarang banget kunjung ke blog-blog pribadi.
nicepost gan.
nicepost gan.... ditunggu kunjungan baliknya yah gan...
hujan membawa berkah
Adem :D
Nice Post gan jangan lupa kunbal
Bagus gan bqlik yeeeee
Penerus alm WS Rendra ni,,
Semangat nulis bg.
Hahaha makasih yaa
nice post bro, semangat untuk terus berpuisi
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home